Wednesday, April 29, 2009

Cerita tentang Mie Kuah

Tahukah kamu cerita tentang Mie Kuah?

Ini cerita tentang dua orang mahasiswa yang hidupnya penuh dengan kesibukan kampus.
Mahasiswa yang satu amatlah kaya raya, sedangkan mahasiswa satunya lagi tergolong kaum papa.
Kedua mahasiswa tersebut, karena terkadang lapar dalam keadaan sibuk, sering memasak Mie Kuah di dapurnya masing-masing.

Keduanya memasak Mie Kuah yang sama, namun dengan cara dan peralatan berbeda.

Mahasiswa yang kaya raya memasak Mie Kuah tersebut dengan panci berlapiskan emas berkilau dan dengan kompor perak yang menghasilkan kualitas api terbaik.
Sedangkan mahasiswa yang miskin memasak Mie Kuah tersebut dengan panci hitam jelek berbintik-bintik dan dengan kompor setengah rusak.

Mahasiswa yang kaya, karena menganggap Mie tersebut murah, dia merebus air kemudian memasukkan Mie kedalam panci dan ditinggalkan hingga mendidih dan matang. Setelah Mie Kuah tersebut matang, ia kemudian menuangkan ke dalam mangkuk dan ditinggalkannya di atas meja karena Mie tersebut masih sangat panas. Setelah Mie Kuah tersebut dingin, Mahasiswa yang kaya raya ini kemudian menyantap Mienya dan dalam hatinya dia mengeluhkan karena rasa Mie instant murah ini tidak ada yang enak.

Sedangkan mahasiswa yang miskin, karena menganggap Mie adalah sesuatu yang dibeli dengan usaha, dia merebus air kemudian memasukkan Mie kedalam panci dan mengaduknya terus menerus hingga mendidih matang. Setelah Mie Kuah tersebut matang dan dituangkan ke dalam mangkuk, dia kemudian mengaduk-ngaduk mie sesambil meniupnya agar Mie Kuah tersebut agak mendingin. Setelah Mie tersebut menghangat, dia langsung menyantapnya. Dalam hatinya dia bersyukur karena masih bisa memasak Mie dan Mie Kuah tersebut rasanya selalu enak.

Suatu ketika, kedua mahasiswa tersebut harus mengerjakan tugas bersama-sama. Maka kedua mahasiswa tersebut mengerjakan tugas tersebut di tempat mahasiswa kaya. Dan datanglah saat itu, yaitu ketika keduanya merasa lapar dan memutuskan untuk membuat Mie. Karena mahasiswa sangat bersemangat untuk membuat Mie kuah tersebut, maka pembuatannya diserahkan kepadanya. Sang mahasiswa kaya pun memberi tahu semua peralatan yang dibutuhkan untuk membuat Mie. Si mahasiswa miskin pun terkejut dengan kemewahan peralatan hanya untuk membuat Mie kuah saja. Dia pun semakin bersemangat untuk membuatnya.

Tanpa pikir panjang detik demi detik pun dilalui mahasiswa miskin tersebut untuk membuat Mie kuah dengan sepenuh hatinya, sampai akhirnya jadilah Mie tersebut. Setelah Mie kuah tersebut dituangkan ke mangkuknya masing-masing dan kemudian ditaruh diatas meja, mahasiswa miskin itu pun kemudian memanggil si mahasiswa kaya untuk menyantap hidangannya. Namun setelah mahasiswa kaya tersebut mencoba memegang mangkuk Mie kuah, dia mengelu Mie tersebut masih panas dan meninggalkan Mie tersebut untuk kembali mengerjakan tugas. Namun mahasiswa miskin tidak tinggal diam. Dia berkata :

"Hey, jangan kamu tinggalkan Mie nya begitu saja karena dia panas. Aduklah dia atau kipaslah dia agar dia menjadi dingin. Bila kamu tinggalkan Mie nya begitu saja, maka rasanya tidak akan enak."

Apa yang terjadi? ternyata mahasiswa kaya tersebut tidak peduli dan berkata :

"Mie panas ya panas, mau didinginkan dengan cara apa kalau ujungnya sama-sama dingin apa bedanya? Kenapa musti susah-susah mengaduk atau mengipasnya?"

Setelah berkata demikian mahasiswa kaya tersebut terus melanjutkan pekerjaannya. Setelah beberapa menit berlalu, si mahasiswa kaya datang kembali untuk menyantapi mie nya yang sudah setengah dingin. Sedangkan si mahasiswa miskin sudah menghabiskan separuh Mie kuahnya.

Pada suapan yang pertama, si mahasiswa kaya agak terkejut. Rasanya sedikit lebih enak. 'Kenapa?' dalam hati ia bertanya. Tapi berhubung ia sudah lapar, maka ia pun melanjutkan suapan kedua. Namun baru saja suapan kedua ia nikmati, ia terheran melihat bagaimana si mahasiswa miskin menyantap Mie kuahnya. 'Tampak sangat nikmat' dalam hatinya. Ia pun kemudian penasaran dan mencoba untuk mencicipi Mie kuah si mahasiswa miskin. Dan spontan ia terkejut karena rasanya yang begitu nikmat. Kenapa bisa? apakah hanya dari perbedaan cara dia mendinginkan Mie kuah tersebut rasanya bisa begitu berbeda?

Setelah kejadian itu, si mahasiswa kaya kemudian mengikuti cara memasak mie si mahasiswa miskin. Dan setiap kali dia memasak mie, dia merasakan bahwa sekalipun itu hanya Mie instant murah, namun bila dimasak dengan penuh perhatian, maka rasanya akan sangat nikmat.



Cerita ini dimodifikasi sedikit untuk menyesuaikan keadaan jaman. Namun, sudahkah anda mencoba? kisah ini bisa dibuktikan dan memang terbukti secara ilmiah di jaman modern ini. silahkan mencoba :D

Friday, April 17, 2009

Merasa dunia ini hampa?

Pernahkah merasa dunia ini hampa? atau mungkin malah merasa sedang hampa?
merasa tidak ada hal yang menyenangkan atau mungkin merasa hidup biasa saja?

Kemanakah keindahan masa-masa kecil? atau mungkin masa-masa remaja sperti SMP, SMA, atau mungkin masa-masa kuliah? fantasi-fantasi dan impian ketika masih kecil? kesenangan-kesenangan ketika masih remaja?

ya, mungkin semuanya hilang karena sekarang semua orang sudah mulai mengejar impiannya masing-masing. Tidak ada lagi istilah "main bareng" atau "nongkrong bareng" karena semua orang sudah harus mengejar impiannya masing2, sehingga pertemanan akan berkurang drastis dan lebih mementingkan egoisme masing2.

Tidak ada lagi pertemanan seperti anak-anak laskar pelangi. Semuanya sudah fokus pada diri dan pada keluarganya masing-masing.

Dan...

rasanya jadi hampa...




Monday, April 13, 2009

Berleha-leha (itu membahayakan)

Okeee,

setelah melewati empat hari libur kemarin, saya heran.

tidak terasa liburan sama sekali

padahal saya tahu, empat hari libur itu sangatlah panjang. Tapi kenapa malah ngga kerasa sama sekali ya?

dan yang lebih mengejutkan lagi, ketika tadi selesai kuliah, dan akhirnya bisa bersantai sejenak, rasanya nikmat sekali! dan jadi kepikiran betapa enaknya kalau liburan panjang... 

nah! padahal baru saja liburan panjang! tapi kenapa ga kerasa? kenapa pas liburan bisa ngga senikmat itu?

jadi heran deh...

____________________

oke, saya berniat menyelidiki kasus ini lebih lanjut. kok bisa-bisanya libur panjang ngga kerasa?

dan setelah sesedikit meneliti, ditemukanlah bahwa :
  1. Sewaktu liburan, berleha-leha dalam mengerjakan sesuatunya, karena merasa waktunya masih sangat panjang
  2. Sewaktu liburan, bermalas-malas karena lagi-lagi merasa waktunya masih sangat panjang
  3. Ketika hari kerja, semua dilakukan harus dengan efektif dan efisien karena waktu sangat padat dan terbatas
  4. Ketika hari kerja, karena waktu sangat padat dan terbatas, setiap waktu untuk beristirahat sangat dinikmati
dan akhirnya saya berkesimpulan :
  1. Istirahat dan waktu senggang itu jelas lebih menyenangkan, menyegarkan, dan memuaskan daripada berleha-leha dan bermalas-malasan
  2. Tidak ada kegiatan, maka tidak ada pula istirahat
  3. Liburan sebaiknya tetap diisi dengan kegiatan-kegiatan positif dan tetap padat, sehingga istirahat terasa begitu nikmat
oke, sekian saja dulu. semoga bermanfaat :D